Pengobatan Untuk Masalah Kesuburan
Kehamilan mungkin tidak menjadi masalah bagi kebanyakan wanita. Di sebagian besar waktunya mereka justru berusaha supaya tidak hamil, misalnya dengan mengkonsumsi pil pengontrol kehamilan. Sayangnya, sebagian wanita justru mengalami kesulitan dalam hal kehamilan atau memiliki buah hati.Usia dapat mempengaruhi faktor reproduksi. “Saat ideal untuk pembuahan pada wanita adalah di usia 22 hingga 26 tahun. Di atas usia 30 tahun, kemungkinan untuk hamil akan berkurang 2,5 persen setiap tahunnya dan akan berkurang drastis setelah usia 40 tahun. Hasil USG dari kondisi sel telur dapat menunjukkan apabila seseorang sudah tidak produktif.” kata Dr. Sheila Loh, Spesialis Wanita & Kandungan di Raffles Women’s Centre.
Jika setelah 12 bulan seorang istri tidak kunjung hamil, atau setelah 6 bulan jika ia berusia di atas 35 tahun, maka dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Pengobatan fertilitas dapat membantu meningkatkan kemungkinan pasangan memiliki buah hati. Ada 3 program yang dapat dilakukan untuk mengobati masalah ketidaksuburan pada wanita. Biasanya, setiap program dapat dilakukan hingga 3 kali percobaan. Jika belum berhasil baru dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Program 1: Obat-Obatan Untuk Mendorong Ovulasi
Menurut Dr. Koh Gim Hwee, Spesialis Wanita & Kandungan di Raffles Women’s Centre, Clomiphene Citrate adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati masalah ovulasi pada wanita.
Namun obat ini tidak akan bekerja pada wanita yang sudah mengalami ovulasi dan memiliki masalah ketidaksuburan lainnya.
Program 2: Inseminasi Buatan atau Intrauterin (IUI)
Inseminasi Intrauterin yaitu dengan penempatan sperma dengan kualitas baik ke uterus di saat istri mengeluarkan sel telur. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sang istri harus memiliki uterus dan saluran tuba yang normal.
“Kemungkinannya akan lebih baik untuk pasien di bawah usia 37 tahun dan jika pengobatan dilakukan bersamaan dengan superovulasi, yaitu pengobatan untuk menginduksi lebih dari satu sel telur.” kata Dr. Loh. Tingkat keberhasilan rata-rata metode ini sekitar 12-15 persen.
Program 3: Fertilisasi InVitro (IVF)
Fertilisasi InVitro adalah istilah umum untuk berbagai program yang melibatkan tenaga ahli dalam membantu proses penyuburan sel telur di laboratorium.
“Pasangan dapat melakukan metode ini jika saluran tuba telah rusak atau tersumbat, mengalami endometriosis parah, atau jika dokter menemukan faktor lainnya seperti usia lanjut, sel telur yang sedikit atau tidak berhasil dengan metode IUI. Metode ini dapat dilakukan jika suami memiliki kualitas sperma yang kurang baik.” kata Dr. Thong Pao Wen, Spesialis Wanita & Kandungan di Raffles Women’s Centre.
Hasil IVF bergantung pada kualitas sel telur. Meskipun tingkat keberhasilan IVF cukup tinggi, sekitar 30 sampai 40 persen, risikonya adalah pasien harus menjalani proses penyuntikan yang lebih banyak, stres, kemungkinan komplikasi pada saat kehamilan dan sindrom hiperstimulasi ovarium.
IVF juga membutuhkan biaya lebih mahal dan proses yang lebih lama jika dibandingkan dengan metode IUI. Namun bisa jadi menjadi satu-satunya pilihan bagi pasangan yang mendambakan sang buah hati.